Maksud baik tidak selalu berhasil baik.
Seiring dengan kepulangan ke Malaysia, mau nggak mau saya harus beres-beres rumah dan kamar baru. Nah, kemarin, dengan penuh semangat dan tekad tinggi, saya bermaksud membereskan kabel-kabel internet yang karena kecanggihan Wi-Fi technology, tidak terpakai lagi. Sebenarnya sudah lama (bertahun-tahun -red) saya merasa kabel-kabel itu cuma menjadi pengganggu di rumah. FYI saya beruntung bisa kembali ke unit di mana saya tinggal dulu. Akhirnya kesempatan datang untuk saya membereskan kabel-kabel berserakan itu. Seingat saya, sudah saya pastikan tidak ada kabel-kabel yang terhubung dengan line internet dan telepon. Setengah jam berlalu, saya cukup puas dengan hasil pekerjaan saya.
Namun, malam harinya, seorang housemate komplain atas terputusnya line internet selama berjam-jam. Saya yang baru pindah malah bertanya, "Memangnya internet disini sering mati seperti ini?" Dia pun mengiyakan. Setelah mengkonfirmasi dengan housemate lain, saya pun tau koneksi internet dirumah mati sejak sore hari, yang berarti setelah saya 'bersih-bersih' rumah. Deg. Saya pun mulai was-was, apa mungkin saya secara tidak sengaja memotong kabel yang masih berfungsi?
Mulailah saya menelusuri kabel-kabel telepon. Oh no! Sepertinya memang demikian sodara-sodara. Gara-gara terlalu agresif memotong kabel-kabel, saya tidak sengaja memotong line telepon juga. Pantas saja internet ga nyambung sejak sore. Saya pun mengaku dosa pada housemate yang kebingungan mengurusi internet "Kayaknya pas gue beres-beres tadi, gue ga sengaja motong kabel nya dehhh...." Untung aja housemate saya baik. Dia bilang "Masa sih? Aku juga tau kok kabel-kabel itu udah ga kepake lagi..."
Setelah penyelidikan selesai, terbukti memang sayalah orangnya! Yang memutus koneksi telpon sekaligus internet. Untungnya kami cuma perlu memindahkan pesawat telepon dan langsung menghubungkan kabel tanpa menggunakan kabel yang putus. Internet pun jalan lagi dengan lancarnya.
Hal serupa terjadi saat papa berbaik hati mau membetulkan koper yang rusak. Setelah seminggu tanpa koper dan mendelay packing barang untuk ke Malaysia, aku mendapati koperku dengan gagang baru, yang sedihnya lebih tipis dan ringkih dari yang sebelumnya. Sempat kesal karena koper super besar berkapasitas 25kg+ itu pasti nggak kuat bertumpu pada si gagang tipis baru. Ya apaboleh buat, toh aku masih bisa pakai kopernya...
Maaf teman, kali ini maksud baik tidak menjamin hasil yang baik juga.